Oleh: Candra Boy Seroza
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian arah.
Kiblat menerut bahasa berarti “arah”, yang dimaksud disini adalah Ka’bah. Adapun “arah” dalam bahasa Arab disebut “jihah” atau “syathrah , dan kadang-kadang disebut dengan “qiblah”, sedang dalam bahasa latin disebut dengan “azimuth”. Menurut istilah, Arah Kiblat adalah suatu arah yang wajib dituju oleh ummat Islam ketika melakukan ibadah shalat dan ibadah-ibadah yang lain. Arah Kiblat adalah arah ka’bah atau wujud ka’bah, maka orang yang berada didekat ka’bah tidak sah shalatnya kecuali menghadap wujud ka’bah, dan orang yang jauh dari ka’bah (tidak melihat) maka baginya berijtihad untuk menghadap kiblat (ke arah/jurusan kiblat).
2. Dasar Hukum Menghadap Kiblat
a. Dasar QS. Al Baqarah ayat 142 s/d 150.
b. Beberapa hadits Nabi SAW. yang diriwayatkan Muslim dari Anas ra., hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhori dari Ibnu Umar ra. dan yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam kitab Nailul Authar oleh As Syaukani.
c. Ulama jumhur dan kaum muslimin, sepakat bahwa menghadap kiblat itu wajib sebagai salah satu syarat sahnya shalat.
B. MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN
Ada beberapa cara untuk menentukan arah mata angin.
1. Menggunakan Kompas Magnetic.
Cara ini adalah cara yang paling mudah, tetapi perlu diketahui bahwa kompas magnetis mempunyai kelemahan, diantaranya :
a. Kompas magnetis peka terhadap benda-benda logam yang berada disekitarnya.
b. Kutub utara magnit yang merupakan alat utama dalam kompas tidak selalu berimpit dengan kutub selatan bumi, sehingga penunjukan kompas tidak selalu tepat menunjukkan araah utara-selatan.
2. Menggunakan Tongkat Istiwa’
Cara ini lebih teliti dari pada cara diatas, adapun langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut :
a. Tegakkan sebuah tongkat (kayu, bambu atau besi) yang tegak lurus di atas bumi, sepanjang 150 cm., lebih panjang lebih baik, pelataran tempat betul-betul datar ( waterpass) harus terbuka dan tidak terhalang oleh sinar matahari sepanjang hari.
b. Buatlah satu atau beberapa lingkaran sepusat sekeliling tongkat tersebut. Titik pusat lingkaran tersebut berhimpit dengan tempat berdirinya tongkat.
c. Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh lingkaran, pada pada pagi hari (sebelum zawal) dan sore hari (sesudah zawal), kemudian beri tanda titik. Jadi ada dua buah titik pada masing-masing lingkaran tersebut, yaitu titik pada waktu sebelum zawal dan titik pada waktu sesudah zawal.
d. Hubugkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus dan inilah garis arah TIMUR - BARAT. Selanjutnya buat garis tegak lurus dengan garis arah timur barat tersebut dan inilah garis arah UTARA - SELATAN, kemudian berilah titik pada empat arah tersebut. Lihat gambar di bawah ini:
Sebelum tengah hari ( sebelum zawal ), saat matahari berposisi pada M1, ujung bayang-bayang menyentuh lingkaran pada titik B. Setelah tengah hari (sesudah zawal), saat matahari berposisi pada M2, ujung bayang-bayang menyentuh lingkaran pada titik T. Garis B-T adalah garis BARAT - TIMUR.
3. Menggunakan Theodolit.
Cara ini lebih teliti lagi, alat ukur ini semacam teropong yang dilengkapi dengan lensa, angka-angka menunjuk arah (azimut), ketinggian dalam derajat dan water pass. Alat ini biasa digunakan di proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat atau pembangunan jalan raya untuk mengukur kemiringan tanah dan sebagainya.
C. MENENTUKAN LINTANG DAN BUJUR TEMPAT.
1. Lintang dan bujur tempat
Lintang tempat (phi, p, f,عروض الشمس) yaitu jarak suatu tempat dibumi dari equator bumi (خط الإسبواء،) ke utara dan ke selatan. Equator bumi, khattul istiwa’ dan khatulistiwa adalah lintang 0o dan titik kutub (kutub utara atau kutub selatan) adalah lintang 90o . Jadi lintang tempat berkisar antara 0o - 90o. Di sebelah utara khatulistiwa disebut lintang utara (LU) diberi tanda posistip (+), sedangkan di sebelah selatan khatulistiwa disebut lintang selatan (LS) diberi tanda negatip ( - ).
Bujur tempat (الطول الشمس,B,l) yaitu jarak suatu tempat dibumi dari bujur 0o (bujur Greenwich dekat kota London) ke timur atau ke barat. Greenwich dekat kota London adalah bujur 0o dan pada selat Bering, lautan Bering dan Alaska adalah bujur 180o. Jadi bujur tempat berkisar antara 0o - 180o . Di sebelah timur kota Greenwich disebut bujur timur ( BT ) diberi tanda posistip (+), sedangkan disebelah barat kota Greenwich disebut bujur barat ( BB ) diberi tanda negatip ( - ). 180o bujur timur berimpit dengan 180o bujur barat yang melalui selat Bering, lautan Bering dan Alaska, garis bujur 180o inilah yang dijadikan pedoman pembuatan garis batas tanggal (The International Date Line ). Lihat gambar di bawah ini.
a = garis / linkaran lintang tempat.
b = garis / lingakaran bujur tempat.
G = Kota Greenwich dekat London yang dilewati bujur 0o.
p = Lintang tempat kota B.
l = Bujur tempat kota B.
2. Data lintang dan bujur tempat .
Data lintang dan bujur tempat dapat diambil dan berpedoman pada :
a. Berpedoman pada alamanak, atlas dan buku-buku falak yang mencantumkan data lintang dan bujur tempat.
b. Berpedoman pada peta.
c. Berpedoman pada lintang dan bujur tempat terdekat.
d. Berpedoman pada jarak suatu tempat.
e. Berpedoman pada tongkat istiwa’ atau matahari saat kulminasi.
f. Berpedoman pada theodolit.
g. Berpedoman pada alat GPS ( globe positioning system ).
Contoh no. d : Menentukan lintang dan bujur tempat dengan berpedoman pada jarak suatu tempat.
Cara ini bertitik tolak dari persamaan satuan derajat lintang dan bujur dibumi dengan satuan jarak ( kilometer ).
1o pada garis bujur, arah utara selatan, berjarak sekitar 110 km. Ini diperoleh dari keliling bujur lwbih pendek dari keliling khatulistiwa sebab di daerah kutub utara dan kutub selatan terdapat pemepatan. Panjang khatulistiwa itu sendiri adalah sekitar 40.000 km.
Untuk mengetahui jarak 1o pada garis lintang, arah timur barat harus diperhatikan jarak pada lintang berapa, sebab semakin besar nilai lintang tempat, maka jarak 1o pada lintang tersebut semakin pendek.
Rumus : 1o pada lintang = 111 km x cos lintang.
111 km adalah hasil 40.000 km dibagi 360o. Lihat contoh dibawah ini :
Cara mengetahui lintang dan bujur tempat kota S
berpedoman pada kota A ( Surabaya ) yang telah diketahui lintang dan bujurnya.
Utara
S
S1
42 km
40 km.
Timur
S2 A 7o 15’ LS. 112o 45’ BT.
Langkah-langkah :
a. Taksir seteliti mungkin jarak kota S ke garis lintang yang melalui kota A ( SS2) misalnya 40 km, dan jarak kota S ke garis bujur yang melalui kota A (SS1) misalnya 42 km.
b. SS2 = 40 km x 1o = 0o 21’49.09” dibulatkan 0o 21’49”
42 km
Lintang S = 7o 15’ - 0o 21’ 49”
= 6o 53’ 11” dibulatkan 6o 53’ LS.
c. 1o pada lintang 6o 53’ = 111 km x cos 6o 53’
= 111 km x 0.992792246
= 110.1999393
SS1 = 42 km x 10 = 00 22’52.05” dibulatkan 00 22’52”
110.1999393
Bujur S = 1120 45’ - 00 22’52”
= 112o 22’8” dibulatkan 112o 22’ BT.
Kota S kira-kira terletak di daerah Tanjung Kodok Paciran Lamongan yang mempunyai Lintang tempat : 6o 53’ LS. dan Bujur tempat : 112o 22’ BT.
D. LETAK GEOGRAFIS KA’BAH ( MEKAH ).
Letak Geografis Ka’bah ( Mekah ).
Lintang tempat : 21o 25’ LU.
Bujur tempat : 39o 50’ BT.
E. Penentuan Arah Kiblat
1. Rumus-rumus arah / azimut kiblat
Cotan Q = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
2. Keterangan rumus arah kiblat
Rumus tersebut di atas adalah salah satu rumus untuk mencari arah kiblat dari suatu tempat dipermukaan bumi yang diketahui lintang dan bujurnya.
1) Q = Arah kiblat suatu tempat (b)
2) a = 90o - Lintang tempat (phi, p, f)
b = 90o - Lintang Mekah (phi, p, f)
c = Bujur tempat - Bujur Mekah (selisih bujur ka’bah dengan bujur tempat yang akan dicari arah kiblatnya ).
3) Lintang Mekah = 21o 25’ LU. (pm, fm)
Bujur Mekah = 39o 50’ BT. (lm,Bm)
3. Penghitungan arah kiblat
HISABLAH / HITUNGLAH ARAH KIBLAT KOTA PADANG.
Lintang tempat Padang = - 0o 57’ LS.
Bujur tempat Padang = 100o 21’ BT.
Lintang Mekah (pm) = 21o 25’ LU.
Bujur Mekah (Bm) = 39o 50’ BT.
a = 90o - p : 90o - - 0o 57’ = 90o 57’
b = 90o - pm : 90o - 21o 25 = 68o 35’
c = B tp - B m : 100o 21’ - 39o 50’ = 60o 31’
RUMUS Cotan Q = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
Cotan Q = Cotan 68o 35’ Sin 90o 57’ - Cos 90o57’ Cotan 60o 31’
Sin 60o 31’
OPERASIONAL BEBERAPA CALCULATOR
No.
Type Calculator
Pijat Tombol Berurutan Dapat Dibaca
1
Casio Fx.
120, 124, 130
68o 35’ Tan 1/x x 90o57’ Sin = : 60o 31’ Sin = - 90o57’ Cos x 60o 31’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B – U
2
Casio Fx.
350, 3600, 3800, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 90o57’ Sin = : 60o 31’ Sin = - 90o57’ Cos x 60o 31’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B - U
3
Casio Fx. 4000 P, 4500 P, Fx. 5000 P.
1 / Tan 68o 35’ x Sin 90o57’ / Sin 60o 31’ Exe - Cos 90o57’ x 1 / Tan 60o 31’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B - U
F. BAYANG - BAYANG KIBLAT
1. Rumus Bayang-Bayang Kiblat
Cotan P = Cos b Tan Q
Cos ( C - P ) = Cotan a Tan b Cos P
2. Keterangan rumus :
Rumus ini dipergunakan untuk menentukan waktu terjadinya bayang-bayang setiap benda yang berdiri tegak, menunjuk / mengarah ke arah kiblat.
P = Sudut pembantu
C = Sudut waktu matahari
Yaitu busur pada edaran harian matahari, antara lingkaran meridian dengan titik pusat matahari yang sedang membuat bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat.
Q = Arah kiblat
( Dihitung dari titik utara ke arah barat / timur ).
a = 90o - deklinasi matahari (d)
Yaitu jarak antara kutub utara dengan matahari diukur sepanjang lingkaran deklinasi / lingkaran waktu.
b = 90o - Lintang tempat (p)
Jarak titik kutub utara dengan titik zenit.
3. Dalam keadaan seperti tidak terjadi bayang-bayang kiblat
a. Jika harga mutlak deklinasi lebih besar dari harga mutlak (90o - Q) maka pada hari itu tidak akan terjadi bayang-bayang yang menunjuk ke arah kiblat, sebab antara lingkaran azimut kiblat dengan lingkaran edaran harian matahari tidak berpotongan.
b. Jika harga deklinasi matahari sama dengan harga p (lintang tempat), maka deklinasi matahari akan berkulminasi persis di titik zenit, artinya pada hari itu tidak akan terjadi bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat, sebab pada titik zenitlah lingkaran azimut kiblat berpotongan dengan lingkaran edaran harian matahari.
4. PENGHITUNGAN BAYANG-BAYANG KIBLAT.
PERTANYAAN : Jam berapakah bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat di Padang pada tanggal 12 September 1998 ?
J A W A B tanggal 12 September 1998 :
Data - data sebagai berikut :
Lintang tempat Padang = - 0o 57’ LS.
Bujur tempat Padang = 100o 21’ BT.
Lintang Mekah ( pm ) = 21o 25’ LU.
Bujur Mekah (Bm) = 39o 50’ BT.
Deklinasi matahari = 4o 14 ’ 35”
Eq. Of Time ( e ) = 0o 3’ 34”
Koreksi Waktu Daerah :
Rumus Kwd = (Bujur tempat-Bujur daerah)/ 15o .
(100o 21’ - 105o ) / 15o = - 0o 18’ 36”
2. Rumus :
a. Cotan P = Cos b Tan Q
b. Cos ( C - P ) = Cotan a Tan b Cos P
c. / 150 + 12 – e - Kdw
3. Rumus pembantu :
a = 90 - d : 90 - 4o 14’ 35” = 85o 45’ 25”
b = 90o - p : 90 - - 0o 57’ = 90o 57’
Q = 65o 18’ 9.24”
PIJAT TOMBOL CALCULATOR BERURUTAN
1. Cos 90o 57’ x Tan 65o 18’ 9,24” Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’ - 87o 56’7.07”
2. 1/Tan 85o 45’ 25” x Tan 90o 57’ x Cos - 87o 56’7.07” Exe Shift Cos Ans Exe Shift o’’ 99o 16’ 34.52” + - 87o 56’7.07” Exe Shift o’’ 12o 11’ 27.45” / 15o Exe Shift o’’ 0o 48’ 45,83” + 12o - 0o 3’ 34’ Exe Shift o’’ 12o 45’ 11,83” - - 0o18’ 36” Exe Shift o’’ 13.3.47.83 WIB.
Bayang-bayang
Kiblat di Padang
13.3.47.83 WIB.
Keterangan :
Di Padang bayang-bayang kiblat berpedoman kepada posisi matahari yang persis atau hampir berada pada titik zenit ka’bah yang terjadi dua kali setiap tahun yaitu pada tanggal 28 Mei jam 16.17 WIB. dan tanggal 16 Juli jam 16.27 WIB.
1. Pengertian arah.
Kiblat menerut bahasa berarti “arah”, yang dimaksud disini adalah Ka’bah. Adapun “arah” dalam bahasa Arab disebut “jihah” atau “syathrah , dan kadang-kadang disebut dengan “qiblah”, sedang dalam bahasa latin disebut dengan “azimuth”. Menurut istilah, Arah Kiblat adalah suatu arah yang wajib dituju oleh ummat Islam ketika melakukan ibadah shalat dan ibadah-ibadah yang lain. Arah Kiblat adalah arah ka’bah atau wujud ka’bah, maka orang yang berada didekat ka’bah tidak sah shalatnya kecuali menghadap wujud ka’bah, dan orang yang jauh dari ka’bah (tidak melihat) maka baginya berijtihad untuk menghadap kiblat (ke arah/jurusan kiblat).
2. Dasar Hukum Menghadap Kiblat
a. Dasar QS. Al Baqarah ayat 142 s/d 150.
b. Beberapa hadits Nabi SAW. yang diriwayatkan Muslim dari Anas ra., hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhori dari Ibnu Umar ra. dan yang diriwayatkan Al-Baihaqi dalam kitab Nailul Authar oleh As Syaukani.
c. Ulama jumhur dan kaum muslimin, sepakat bahwa menghadap kiblat itu wajib sebagai salah satu syarat sahnya shalat.
B. MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN
Ada beberapa cara untuk menentukan arah mata angin.
1. Menggunakan Kompas Magnetic.
Cara ini adalah cara yang paling mudah, tetapi perlu diketahui bahwa kompas magnetis mempunyai kelemahan, diantaranya :
a. Kompas magnetis peka terhadap benda-benda logam yang berada disekitarnya.
b. Kutub utara magnit yang merupakan alat utama dalam kompas tidak selalu berimpit dengan kutub selatan bumi, sehingga penunjukan kompas tidak selalu tepat menunjukkan araah utara-selatan.
2. Menggunakan Tongkat Istiwa’
Cara ini lebih teliti dari pada cara diatas, adapun langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut :
a. Tegakkan sebuah tongkat (kayu, bambu atau besi) yang tegak lurus di atas bumi, sepanjang 150 cm., lebih panjang lebih baik, pelataran tempat betul-betul datar ( waterpass) harus terbuka dan tidak terhalang oleh sinar matahari sepanjang hari.
b. Buatlah satu atau beberapa lingkaran sepusat sekeliling tongkat tersebut. Titik pusat lingkaran tersebut berhimpit dengan tempat berdirinya tongkat.
c. Perhatikan saat bayang-bayang ujung tongkat menyentuh lingkaran, pada pada pagi hari (sebelum zawal) dan sore hari (sesudah zawal), kemudian beri tanda titik. Jadi ada dua buah titik pada masing-masing lingkaran tersebut, yaitu titik pada waktu sebelum zawal dan titik pada waktu sesudah zawal.
d. Hubugkan kedua titik tersebut dengan sebuah garis lurus dan inilah garis arah TIMUR - BARAT. Selanjutnya buat garis tegak lurus dengan garis arah timur barat tersebut dan inilah garis arah UTARA - SELATAN, kemudian berilah titik pada empat arah tersebut. Lihat gambar di bawah ini:
Sebelum tengah hari ( sebelum zawal ), saat matahari berposisi pada M1, ujung bayang-bayang menyentuh lingkaran pada titik B. Setelah tengah hari (sesudah zawal), saat matahari berposisi pada M2, ujung bayang-bayang menyentuh lingkaran pada titik T. Garis B-T adalah garis BARAT - TIMUR.
3. Menggunakan Theodolit.
Cara ini lebih teliti lagi, alat ukur ini semacam teropong yang dilengkapi dengan lensa, angka-angka menunjuk arah (azimut), ketinggian dalam derajat dan water pass. Alat ini biasa digunakan di proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat atau pembangunan jalan raya untuk mengukur kemiringan tanah dan sebagainya.
C. MENENTUKAN LINTANG DAN BUJUR TEMPAT.
1. Lintang dan bujur tempat
Lintang tempat (phi, p, f,عروض الشمس) yaitu jarak suatu tempat dibumi dari equator bumi (خط الإسبواء،) ke utara dan ke selatan. Equator bumi, khattul istiwa’ dan khatulistiwa adalah lintang 0o dan titik kutub (kutub utara atau kutub selatan) adalah lintang 90o . Jadi lintang tempat berkisar antara 0o - 90o. Di sebelah utara khatulistiwa disebut lintang utara (LU) diberi tanda posistip (+), sedangkan di sebelah selatan khatulistiwa disebut lintang selatan (LS) diberi tanda negatip ( - ).
Bujur tempat (الطول الشمس,B,l) yaitu jarak suatu tempat dibumi dari bujur 0o (bujur Greenwich dekat kota London) ke timur atau ke barat. Greenwich dekat kota London adalah bujur 0o dan pada selat Bering, lautan Bering dan Alaska adalah bujur 180o. Jadi bujur tempat berkisar antara 0o - 180o . Di sebelah timur kota Greenwich disebut bujur timur ( BT ) diberi tanda posistip (+), sedangkan disebelah barat kota Greenwich disebut bujur barat ( BB ) diberi tanda negatip ( - ). 180o bujur timur berimpit dengan 180o bujur barat yang melalui selat Bering, lautan Bering dan Alaska, garis bujur 180o inilah yang dijadikan pedoman pembuatan garis batas tanggal (The International Date Line ). Lihat gambar di bawah ini.
a = garis / linkaran lintang tempat.
b = garis / lingakaran bujur tempat.
G = Kota Greenwich dekat London yang dilewati bujur 0o.
p = Lintang tempat kota B.
l = Bujur tempat kota B.
2. Data lintang dan bujur tempat .
Data lintang dan bujur tempat dapat diambil dan berpedoman pada :
a. Berpedoman pada alamanak, atlas dan buku-buku falak yang mencantumkan data lintang dan bujur tempat.
b. Berpedoman pada peta.
c. Berpedoman pada lintang dan bujur tempat terdekat.
d. Berpedoman pada jarak suatu tempat.
e. Berpedoman pada tongkat istiwa’ atau matahari saat kulminasi.
f. Berpedoman pada theodolit.
g. Berpedoman pada alat GPS ( globe positioning system ).
Contoh no. d : Menentukan lintang dan bujur tempat dengan berpedoman pada jarak suatu tempat.
Cara ini bertitik tolak dari persamaan satuan derajat lintang dan bujur dibumi dengan satuan jarak ( kilometer ).
1o pada garis bujur, arah utara selatan, berjarak sekitar 110 km. Ini diperoleh dari keliling bujur lwbih pendek dari keliling khatulistiwa sebab di daerah kutub utara dan kutub selatan terdapat pemepatan. Panjang khatulistiwa itu sendiri adalah sekitar 40.000 km.
Untuk mengetahui jarak 1o pada garis lintang, arah timur barat harus diperhatikan jarak pada lintang berapa, sebab semakin besar nilai lintang tempat, maka jarak 1o pada lintang tersebut semakin pendek.
Rumus : 1o pada lintang = 111 km x cos lintang.
111 km adalah hasil 40.000 km dibagi 360o. Lihat contoh dibawah ini :
Cara mengetahui lintang dan bujur tempat kota S
berpedoman pada kota A ( Surabaya ) yang telah diketahui lintang dan bujurnya.
Utara
S
S1
42 km
40 km.
Timur
S2 A 7o 15’ LS. 112o 45’ BT.
Langkah-langkah :
a. Taksir seteliti mungkin jarak kota S ke garis lintang yang melalui kota A ( SS2) misalnya 40 km, dan jarak kota S ke garis bujur yang melalui kota A (SS1) misalnya 42 km.
b. SS2 = 40 km x 1o = 0o 21’49.09” dibulatkan 0o 21’49”
42 km
Lintang S = 7o 15’ - 0o 21’ 49”
= 6o 53’ 11” dibulatkan 6o 53’ LS.
c. 1o pada lintang 6o 53’ = 111 km x cos 6o 53’
= 111 km x 0.992792246
= 110.1999393
SS1 = 42 km x 10 = 00 22’52.05” dibulatkan 00 22’52”
110.1999393
Bujur S = 1120 45’ - 00 22’52”
= 112o 22’8” dibulatkan 112o 22’ BT.
Kota S kira-kira terletak di daerah Tanjung Kodok Paciran Lamongan yang mempunyai Lintang tempat : 6o 53’ LS. dan Bujur tempat : 112o 22’ BT.
D. LETAK GEOGRAFIS KA’BAH ( MEKAH ).
Letak Geografis Ka’bah ( Mekah ).
Lintang tempat : 21o 25’ LU.
Bujur tempat : 39o 50’ BT.
E. Penentuan Arah Kiblat
1. Rumus-rumus arah / azimut kiblat
Cotan Q = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
2. Keterangan rumus arah kiblat
Rumus tersebut di atas adalah salah satu rumus untuk mencari arah kiblat dari suatu tempat dipermukaan bumi yang diketahui lintang dan bujurnya.
1) Q = Arah kiblat suatu tempat (b)
2) a = 90o - Lintang tempat (phi, p, f)
b = 90o - Lintang Mekah (phi, p, f)
c = Bujur tempat - Bujur Mekah (selisih bujur ka’bah dengan bujur tempat yang akan dicari arah kiblatnya ).
3) Lintang Mekah = 21o 25’ LU. (pm, fm)
Bujur Mekah = 39o 50’ BT. (lm,Bm)
3. Penghitungan arah kiblat
HISABLAH / HITUNGLAH ARAH KIBLAT KOTA PADANG.
Lintang tempat Padang = - 0o 57’ LS.
Bujur tempat Padang = 100o 21’ BT.
Lintang Mekah (pm) = 21o 25’ LU.
Bujur Mekah (Bm) = 39o 50’ BT.
a = 90o - p : 90o - - 0o 57’ = 90o 57’
b = 90o - pm : 90o - 21o 25 = 68o 35’
c = B tp - B m : 100o 21’ - 39o 50’ = 60o 31’
RUMUS Cotan Q = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
Cotan Q = Cotan 68o 35’ Sin 90o 57’ - Cos 90o57’ Cotan 60o 31’
Sin 60o 31’
OPERASIONAL BEBERAPA CALCULATOR
No.
Type Calculator
Pijat Tombol Berurutan Dapat Dibaca
1
Casio Fx.
120, 124, 130
68o 35’ Tan 1/x x 90o57’ Sin = : 60o 31’ Sin = - 90o57’ Cos x 60o 31’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B – U
2
Casio Fx.
350, 3600, 3800, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 90o57’ Sin = : 60o 31’ Sin = - 90o57’ Cos x 60o 31’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B - U
3
Casio Fx. 4000 P, 4500 P, Fx. 5000 P.
1 / Tan 68o 35’ x Sin 90o57’ / Sin 60o 31’ Exe - Cos 90o57’ x 1 / Tan 60o 31’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’ 65o 18’ 9.24” U - B atau 24o 41’ 50.76” B - U
F. BAYANG - BAYANG KIBLAT
1. Rumus Bayang-Bayang Kiblat
Cotan P = Cos b Tan Q
Cos ( C - P ) = Cotan a Tan b Cos P
2. Keterangan rumus :
Rumus ini dipergunakan untuk menentukan waktu terjadinya bayang-bayang setiap benda yang berdiri tegak, menunjuk / mengarah ke arah kiblat.
P = Sudut pembantu
C = Sudut waktu matahari
Yaitu busur pada edaran harian matahari, antara lingkaran meridian dengan titik pusat matahari yang sedang membuat bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat.
Q = Arah kiblat
( Dihitung dari titik utara ke arah barat / timur ).
a = 90o - deklinasi matahari (d)
Yaitu jarak antara kutub utara dengan matahari diukur sepanjang lingkaran deklinasi / lingkaran waktu.
b = 90o - Lintang tempat (p)
Jarak titik kutub utara dengan titik zenit.
3. Dalam keadaan seperti tidak terjadi bayang-bayang kiblat
a. Jika harga mutlak deklinasi lebih besar dari harga mutlak (90o - Q) maka pada hari itu tidak akan terjadi bayang-bayang yang menunjuk ke arah kiblat, sebab antara lingkaran azimut kiblat dengan lingkaran edaran harian matahari tidak berpotongan.
b. Jika harga deklinasi matahari sama dengan harga p (lintang tempat), maka deklinasi matahari akan berkulminasi persis di titik zenit, artinya pada hari itu tidak akan terjadi bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat, sebab pada titik zenitlah lingkaran azimut kiblat berpotongan dengan lingkaran edaran harian matahari.
4. PENGHITUNGAN BAYANG-BAYANG KIBLAT.
PERTANYAAN : Jam berapakah bayang-bayang menunjuk ke arah kiblat di Padang pada tanggal 12 September 1998 ?
J A W A B tanggal 12 September 1998 :
Data - data sebagai berikut :
Lintang tempat Padang = - 0o 57’ LS.
Bujur tempat Padang = 100o 21’ BT.
Lintang Mekah ( pm ) = 21o 25’ LU.
Bujur Mekah (Bm) = 39o 50’ BT.
Deklinasi matahari = 4o 14 ’ 35”
Eq. Of Time ( e ) = 0o 3’ 34”
Koreksi Waktu Daerah :
Rumus Kwd = (Bujur tempat-Bujur daerah)/ 15o .
(100o 21’ - 105o ) / 15o = - 0o 18’ 36”
2. Rumus :
a. Cotan P = Cos b Tan Q
b. Cos ( C - P ) = Cotan a Tan b Cos P
c. / 150 + 12 – e - Kdw
3. Rumus pembantu :
a = 90 - d : 90 - 4o 14’ 35” = 85o 45’ 25”
b = 90o - p : 90 - - 0o 57’ = 90o 57’
Q = 65o 18’ 9.24”
PIJAT TOMBOL CALCULATOR BERURUTAN
1. Cos 90o 57’ x Tan 65o 18’ 9,24” Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’ - 87o 56’7.07”
2. 1/Tan 85o 45’ 25” x Tan 90o 57’ x Cos - 87o 56’7.07” Exe Shift Cos Ans Exe Shift o’’ 99o 16’ 34.52” + - 87o 56’7.07” Exe Shift o’’ 12o 11’ 27.45” / 15o Exe Shift o’’ 0o 48’ 45,83” + 12o - 0o 3’ 34’ Exe Shift o’’ 12o 45’ 11,83” - - 0o18’ 36” Exe Shift o’’ 13.3.47.83 WIB.
Bayang-bayang
Kiblat di Padang
13.3.47.83 WIB.
Keterangan :
Di Padang bayang-bayang kiblat berpedoman kepada posisi matahari yang persis atau hampir berada pada titik zenit ka’bah yang terjadi dua kali setiap tahun yaitu pada tanggal 28 Mei jam 16.17 WIB. dan tanggal 16 Juli jam 16.27 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar