Oleh Candra Boy Seroza
Contoh: Pengukuran di Kota Padang (-0 57’ LS; 100 21’ BT)
Langkah-langkahnya :
a. Cocokkan jam anda yang akan dipakai dalam pengukuran ini dengan jam RRI, hanya jam RRI yang selalu dikontrol oleh Badan Mateorologi dan Geofisika (BMG).
b. Lukislah bayangan matahari pada suatu pelataran yang sudah waterpass lalu tandai ujung bayangan arah matahari dengan huruf M dan ujung bayangan sebaliknya dengan huruf T.
c. Catat jam berapa saat itu, misalnya saat melukis tersebut dilakukan pada hari Senin tanggal 26 Mei 2008 jam 10:31:28 WIB.
d. Lihat Equation of Time (e) dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat tahun 2008 atau Program Winhisab tanggal 26 Mei 2008 jam 12 (jam ini konstan), e = 2m 55d, Jadi Merpass = 12-e = 12 – (0:2:55) = jam 11:57:05 WIB.
e. Cari data deklinasi matahari, dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat tahun 2008 atau Program Winhisab tanggal 26 Mei 2008 jam 10:31:28. Oleh karena deklinasi yang disedikan tabel hanya untuk jam 10.00 WIB (jam 03 GMT) dan 11.00 WIB (jam 11.00 GMT) sementara pengukuran lewat jam 10.00 WIB, maka harus dilakukan interpolasi (penyisipan) agar didapatkan deklinasi matahari saat jam pengukuran tersebut.
Rumus Interpolasi : A – (A – B) x C /i
Ket :
A = Jam I (jam 03.00 GMT atau 10.00 WIB)
B = Jam II (jam 04.00 GMT atau 11.00 WIB)
C = Kelebihan menit dan detik saat pengukuran dari Jam I (03.00 GMT) = 0j 31m 28d
i = interval (jarak yang diinterpolasi) = 1 jam
Deklinasi matahari:
Jam 10 WIB (jam 03 GMT) = 21° 10' 33" (utara)
Jam 11 WIB (jam 04 GMT) = 21° 10' 59" (utara)
Deklinasi matahari (d) pada jarn 10:31:28 WIB = 21° 10' 33" – (21° 10' 33" - 21° 10' 59") x 0° 31' 28" /1 = 21° 10' 46,64" (dibulatkan menjadi 21° 10' 47")
f. Hitung Sudut waktu matahari saat itu dengan rumus:
t = 15 X (W-M) + T - w
d. Lihat Equation of Time (e) dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat tahun 2008 atau Program Winhisab tanggal 26 Mei 2008 jam 12 (jam ini konstan), e = 2m 55d, Jadi Merpass = 12-e = 12 – (0:2:55) = jam 11:57:05 WIB.
e. Cari data deklinasi matahari, dalam buku Ephemeris Hisab Rukyat tahun 2008 atau Program Winhisab tanggal 26 Mei 2008 jam 10:31:28. Oleh karena deklinasi yang disedikan tabel hanya untuk jam 10.00 WIB (jam 03 GMT) dan 11.00 WIB (jam 11.00 GMT) sementara pengukuran lewat jam 10.00 WIB, maka harus dilakukan interpolasi (penyisipan) agar didapatkan deklinasi matahari saat jam pengukuran tersebut.
Rumus Interpolasi : A – (A – B) x C /i
Ket :
A = Jam I (jam 03.00 GMT atau 10.00 WIB)
B = Jam II (jam 04.00 GMT atau 11.00 WIB)
C = Kelebihan menit dan detik saat pengukuran dari Jam I (03.00 GMT) = 0j 31m 28d
i = interval (jarak yang diinterpolasi) = 1 jam
Deklinasi matahari:
Jam 10 WIB (jam 03 GMT) = 21° 10' 33" (utara)
Jam 11 WIB (jam 04 GMT) = 21° 10' 59" (utara)
Deklinasi matahari (d) pada jarn 10:31:28 WIB = 21° 10' 33" – (21° 10' 33" - 21° 10' 59") x 0° 31' 28" /1 = 21° 10' 46,64" (dibulatkan menjadi 21° 10' 47")
f. Hitung Sudut waktu matahari saat itu dengan rumus:
t = 15 X (W-M) + T - w
Waktu pengukuran (W) = 10 : 31 : 28
Merpass (M) = 11 : 57 : 05 _
W - M = -1 : 25 : 37
= 15 x
15 (W -M) = -210 24’ 15’’
Bujur Tempat (T) = 1000 21’ +
= 78 56’ 45"
Bujur Waktu Stdr WIB (w) = 105 _ _
Sdt Wkt Mthr (t) = -26 3' 15"
g. Hitung Azimuth Matahari pada jam pengukuran dengan rumus :
Ctg Am = Cos P x Tan d - Sin P
Sin t Tan t
di mana Am = Azimuth matahari d = Deklinasi matahari
j = Lintang tempat t = Sudut waktu matahari
Ctg Am = Cos – 0 57’ x Tan 21° 10' 47" - Sin – 0 57’
Sin -26 3' 15" Tan -26 3' 15"
Ctg Am = 0,99986 x 0,38723 - (-0,01658) = -0,88151 – 0,03391
-0,43922 -0,48890
= -0,91542
Ctg Am = -0,91542 Am -470 31’ 42,21” Am = 47 31’ 42,21” (diambil angka mutlaknya saja)
h. Hasil perhitungan itu (penunjukan kakulator) diambil angka mutlaknya, menunjukkkan :
- Bila pengukuran dilakukan pagi hari dan deklinasi matahari di utara (+), angka itu adalah jarak dari titik Utara, dan titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan sore hari dan deklinasi matahari di utara (+), angka itu adalah jarak dari titik Utara, dan titik utara berada di sebelah kanan ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan pagi hari dan deklinasi matahari di selatan (-), angka itu adalah jarak dari titik Selatan, dan titik utara berada di sebelah kanan ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan sore hari dan deklinasi matahari di selatan (-), angka itu adalah jarak dari titik Selatan, dan titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
Karena deklinasi matahari positif (utara) dan pengukuran (pelukisan bayangan) dilakukan pada waktu pagi (jam 10:31:38 WIB), berarti titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
i. Jadikan titik T sebagai titik sumbu, kemudian hitung dengan busur ke arah kiri titik M sebesar 47 dr 31’ 42,21” . Inilah True North (titik utara sejati).
j. Setelah titik utara sejati didapatkan, hubungkan titik tersebut dengan titik T (sebagai titik selatan). Inilah arah U – S.
k. Hitunglah dengan busur dari titik utara tersebut sebesar 65,3dr (Azimuth kiblat Kota Padang) ke arah Barat (kiri), hubungkan dengan titik T, inilah arah kiblat Kota Padang.
Ingat : akurasi ditentukan oleh ketelitian hitungan dan jam tangan anda.
Semoga berguna dan bermanfaat , amin ya rabbal 'alamin.
di mana Am = Azimuth matahari d = Deklinasi matahari
j = Lintang tempat t = Sudut waktu matahari
Ctg Am = Cos – 0 57’ x Tan 21° 10' 47" - Sin – 0 57’
Sin -26 3' 15" Tan -26 3' 15"
Ctg Am = 0,99986 x 0,38723 - (-0,01658) = -0,88151 – 0,03391
-0,43922 -0,48890
= -0,91542
Ctg Am = -0,91542 Am -470 31’ 42,21” Am = 47 31’ 42,21” (diambil angka mutlaknya saja)
h. Hasil perhitungan itu (penunjukan kakulator) diambil angka mutlaknya, menunjukkkan :
- Bila pengukuran dilakukan pagi hari dan deklinasi matahari di utara (+), angka itu adalah jarak dari titik Utara, dan titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan sore hari dan deklinasi matahari di utara (+), angka itu adalah jarak dari titik Utara, dan titik utara berada di sebelah kanan ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan pagi hari dan deklinasi matahari di selatan (-), angka itu adalah jarak dari titik Selatan, dan titik utara berada di sebelah kanan ujung bayangan titik M.
- Bila pengukuran dilakukan sore hari dan deklinasi matahari di selatan (-), angka itu adalah jarak dari titik Selatan, dan titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
Karena deklinasi matahari positif (utara) dan pengukuran (pelukisan bayangan) dilakukan pada waktu pagi (jam 10:31:38 WIB), berarti titik utara berada di sebelah kiri ujung bayangan titik M.
i. Jadikan titik T sebagai titik sumbu, kemudian hitung dengan busur ke arah kiri titik M sebesar 47 dr 31’ 42,21” . Inilah True North (titik utara sejati).
j. Setelah titik utara sejati didapatkan, hubungkan titik tersebut dengan titik T (sebagai titik selatan). Inilah arah U – S.
k. Hitunglah dengan busur dari titik utara tersebut sebesar 65,3dr (Azimuth kiblat Kota Padang) ke arah Barat (kiri), hubungkan dengan titik T, inilah arah kiblat Kota Padang.
Ingat : akurasi ditentukan oleh ketelitian hitungan dan jam tangan anda.
Semoga berguna dan bermanfaat , amin ya rabbal 'alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar